Rabu, 18 Januari 2012

RUMAH CINTA ILHAM JAYADI,QH.,S.PdI

Setiap orang mendambakan kasih dan sayang dalam keluargannya,,, terutama kasih sayang ibu bagaimana seorang ibu menatan rumah tangga supaya tercipta keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang.


Seorang ibu sangat berperan penting dalam pembentukan rumah tangga yang berkarakter ( Sakinah, mawaddah,  warahmah). Sebaliknya, tanpa cinta dan kasih sayangnya, bahtera rumah tangga senantiasa dilanda kemalangan dalam menghadapi gelombang kehidupan yang cepat maupun lambat berakibat karamnya bahtera tersebut. Ibu adalah guru pertama bagi anak-anaknya. Meneguhkan dan menata cinta dalam keluarga yang dilandasi fikrah dan thariqah yang syar’i adalah kuncinya dalam membina rumah tangga.
Seorang ibu adalah pejuang yang berdedikasi melahirkan generasi-generasi tangguh yang siap memimpin umat pada zamannya. Seorang Muhammad kecil, diasuh oleh sang bunda Siti Aminah, walau sebentar dalam asuhannya namun dengan cinta  yang begitu tulus Muhammad tumbuh sebagai anak yang dikenal sebagai Al-amin semenjak kecilnya, hingga menjadi pemimpin dunia yang disegani dan diakui hingga kini. Masih banyak lagi orang-orang luar biasa yang lahir dari asuhan seorang ibu yang luar biasa pula.
Meneguhkan Cinta Dengan fikrah Yang Syar’i
Fikrah artinya konsepsi normatif, dalam hal ini
cinta seorang ibu kepada anggota keluarga ibarat dalamnya sebuah lautan yang tidak dapat diselami, begitu dalam dan mulianya cinta kasih sayang seorang ibu. Bahkan, bagi yang berbakti kepadanya, surga balasannya, sedangkan yang menyakiti neraka taruhannya. Di samping itu, ridahnya Allah tergantung  kepada ridhanya seorang ibu dan ayah, dan bencinya pun tergantung kepada bencinya mereka. Berbakti kepadanya bernilai ibadah, karena berbakti kepada kedua ibu dan bapak adalah perintah Allah, syariat telah menjelasakannya baik dalam al-Qur’an maupun sunnah.   Dalam al-Qur’an surat Luqman ayat 14, “Dan kami perintahkan kepada manusia ( berbuat baik ) kepada kedua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaku dan kepada kedua orang ibu bapakmu, hanya kepadakulah kembalimu.” Sabda Rasulullah pun memperingatkan, “ Ingatlah akan kuberitahukan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar ( diulang-ulang hingga tiga kali), yaitu menyekutukan Allah dan menyakiti kedua orang tua.”

Menata Cinta Dengan  thariqah Yang Syar’i.
Thariqah atau metode adalah cara pelakasanaan dari sebuah  konsep. Metode tidak terpisahkan dari fikrah atau konsep. Dalam hal ini, dedikasi dan cinta seorang ibu dalam proses pendidikan anak dalam Islam sangat penting. Bersama dengan ibulah seorang anak menghabiskan hampir seluruh waktu kanak-kanaknya. Itulah kenapa Allah telah memberikan perasaan halus dan penuh kasih sayang kepada seorang wanita yang tidak diberikan kepada laki-laki. Realisasasi cinta seorang ibu di sini bukanlah memanjakan putra-putrinya dengan menuruti segala keinginan. Sebaliknya, seorang Ibu dituntut menjalankan amanah senantiasa mendidik anak untuk membiasakan perilaku-perilaku terpuji yang mengarahkan kepada proses tumbuhnya seorang anak yang matang, baik dalam pola pikir maupun sikapnya. Sehingga, apapun yang dilakukannya senantisa selaras antara fikrah dan thariqahnya, Motivasi maupun aksinya. Keberhasilan anak sesungguhnya diawali dari keberhasilan dalam pendidikan keluarganya.
Surga Di bawah Telapak Kaki Ibu
Memang tidak berlebihan kalau surga benar-benar ada dibawah telapak kaki ibu, dengan berada didekatnya terasa begitu damai dan tenteram. Salah satu pintu surga yang ada di bumi adalah keberadaan orang tua, barang siapa ingin masuk surga, ia harus berbuat baik terhadap pintu tersebut. Seorang tabi’in Iyas bin Mu’awiyah,  menangis tatkala sang ibu tercinta meninggal. Ada yang bertanya kepadanya menggapa ia menangis, dijawab olehnya, “ Dulu aku punya dua pintu yang terbuka menuju surga, kini salah satu dari pintu itu tertutup.” Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, diceritakan; ada salah seorang sahabat bertanya kepada rasulullah “ Wahai rasulullah, siapakah yang pantas aku cintai, setelah Alllah dan rasulnya,  Rasul Menjawab : Ibumu. Sahabat bertanya lagi : Siapa lagi ya, Rasulullah? Rasulullah menjawab: Ibumu. Sahabat bertanya untuk ketiga kalinya: Siapa lagi ya, Rasulullah?  Rasulpun menjawab: Ibumu. Untuk keempat kalinya, sahabat bertanya ; Siapa lagi ya, Rasulullah?  Rasulullah SAW menjawab; Bapakmu.“ Hadits ini bukti nyata, bahwa Islam menempatkan perempuan khususnya seorang ibu, dalam posisi yang sangat mulia, bahkan sangat pantas dicintai setelah Allah dan Rasul-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar